3/19/2012

Sampai bila kita harus redha?

Betullah seperti apa yang sering diperkatakan:

“Kita hanya merancang, tapi Allah lah yang menentukan. Dan Allah is The Best Planner of all.”

Tetapi, kadang-kadang kata-kata ini seolah-olah diguna pakai di semua tempat. Akibatnya, manusia akan menjadi kurang bersungguh-sungguh.

Kenapa pula jadi begitu?

Saya memandang dari sudut tarbiyyah. Katakanlah pada satu masa tertentu itu, kita seharusnya (ke sewajibnya?) menghadiri satu program (usrah?). Persiapan sudah dilakukan. Kelengkapan sudah tersedia. Namun, ketentuan Allah mengatasi segala-galanya. Pada masa yang sama, kita dikehendaki menghalakan arah tuju kita ke destinasi yang lain. Dan kita seolah-olah tidak diberikan pilihan lain, tapi terpaksa akur.

Dan di sinilah kata-kata ini terpacul dari bibir kita. “Kita hanya merancang, tapi Allah lah yang menentukan. Dan Allah is The Best Planner of all.”

Ya, mungkin sahaja kita berada dalam keadaan yang amat tersepit. Tetapi, ke mana perginya kekuatan jihad kita?

Ya, mungkin sahaja kita tidak dapat lakukan apa-apa, kecuali hanya menurut. Tetapi adakah kita akan terus redha?

Di manakah seruan jihad yang kita laung-laungkan dahulu? Agama versus dunia? Dunia mungkin memaksa, tetapi Deen juga perlukan kita!

Wallahu a’lam.

“Ya Ayyuhal lazina aamanuu, li ma taquuluna maa laa tafa’luun”

Coretan di atas amat kena-mengena dgn yg hidup, dan mungkin hati yg mati. Terutama diri saya sendiri. Astaghfirullah… astaghfirullah… wa astaghfirullah al-‘Adzim…