8/14/2010

Ujian… Nikmat atau Bala?

14th August 2010/4th Ramadhan 1431

9:26 am


“Kusangka panas hingga ke petang. Rupanya hujan di tengahari…”

Begitulah bidalan melayu yang sering didengarkan apabila seseorang ditimpa kesusahan.

“Mana ada bumi tak ditimpa hujan, mana ada langit yang tak berdentum guruh.”

Dan seringkali juga hujan itu dikaitkan dengan musibah dalam hidup kita. Padahal pernah tak terfikir bahawa hujan yang dianologikan sebagai musibah itu, Allah telah kurniakan untuk kita sebagai satu nikmat yang amat besar dan berharga? Pernah tak terfikir apa akan terjadi pada kita jika negeri kita ditimpa kemarau, walau hanya untuk sehari?

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.” (14:32)

Itulah peranan hujan, di mana dari hujan itu Allah menumbuhkan rezeki untuk kita. Semuanya adalah untuk kebaikan manusia. Tidak Allah turunkan hujan hanya kerana sebab yang sia-sia belaka.

Begitulah juga dengan hakikat ujian atau dugaan dalam kehidupan kita. Tidak pernah Allah menurunkan ujian pada kita hanya untuk menyusahkan kita. Tidak pernah sama sekali. Bukankah acapkali kita melafazkan “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani”? Adakah kita benar-benar mengimani ucapan kita itu? Ataukah kita hanya sekadar omong-omong kosong?

Sudah termaktub dalam kitab suci al-Quran akan peranan besar sesebuah ujian dan dugaan itu…

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (29:2)

Jelaslah bahawa Allah menurunkan ujian buat kita hanyalah semata-mata untuk menilai keimanan kita terhadapNya. Sejauh mana kita kembali kepadaNya apabila hidup kita ditimpa sesebuah musibah. Adakah kita bersabar, redha, tawakkal dan terus berusaha? Atau adakah kita hanya tahu merungut dan mula bersangka buruk terhadap Allah? Na’uzubillah. Takut benar… Sedar tak sedar… Kita gagal dalam ‘ujian penilaian’ iman kita…

Sekarang, cuba tanya pada diri kita sendiri. Pada waktu bilakah kita kita lebih mengingati Allah? Pada waktu senang atau pada waktu susah? Rasanya, rata-rata dari kita kebanyakkannya akan menjawab pada waktu diri kita ditimpa kesusahan. Kerana pada waktu itulah kita akan paling banyak berdu’a berbanding waktu selainnya. Pada waktu itulah kita baru menyedari bahawa hanya Allah sahaja yang berkuasa menarik kembali kesusahan atau musibah itu daripada kita. Pada waktu itulah kita akan meletakkan sepenuh pergantungan pada Allah.

See? Sweet tak Allah? Tidakkah kita merasa bahawa Allah sengaja untuk menimpakan kesusahan pada kita hanya untuk membantu kita untuk kembali padaNya? Tidakkah kita merasa tujuan musibah itu adalah untuk memulihkan kembali hubungan kita denganNya? Aku tidak tahu dengan orang lain, tapi aku benar-benar merasai betapa Allah amat-amat menyayangi kita. Oleh sebab itu, Allah menduga kita. So sweet…….~~

Tapi sebaliknya berlaku di kalangan kita. Kita lebih suka merungut berbanding redha dan bersyukur. Teringat aku pada kisah Saidina Ali R.A yang menangis kerana tidak diuji, bimbang Allah telah melupakannya. See? Inilah ciri-ciri orang yang mempunyai keimanan yang kuat pada Tuhannya.

Dan kita lebuh suka bersungut, daripada untuk memperbanyakkan istighfar. Padahal pada waktu itulah segala dosa-dosa kita yang lampau boleh terhapus….

“Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, kebingungan, kesedihan dan keruwetan hidup, atau bahkan tertusuk duri, kecuali Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR. Muttafaq Alaih)

Subhanallah… nikmat apa lagi yang lebih besar dari keampunan Allah SWT. Kita tidak akan dapat membayangkan betapa banyaknya dosa kita padaNya selama ini. Dengan hanya sedikit kepayahan, walaupun hanya sekadar tertusuk duri, Allah SWT menurunkan maghfirahNya kepada kita. Memang benarlah Allah itu Maha Pemurah lagi Maha Pengampun.

Tapi ada syarat untuk itu.

Apa syaratnya?


SABAR…


“Dan sungguh akan Kami berikan COBAAN kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah BERITA GEMBIRA kepada orang-orang yang SABAR, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya lah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat AMPUNAN dan RAHMAT dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang MENDAPAT PETUNJUK.” (2:155-157)

Hadiah yang amat-amat-amat-amat-super besar…

(1) maghfirah (keampunan)

(2) rahmat

(3) hidayah


Siapa yang tak nak?

Kalau nak, syukurlah dengan musibah yang Allah turunkan buat kita.. Sabar.. sabar…


Wallahu a’lam…

P/s: Salam Ramadhan. Berebut-rebutlah dalam memperbanyakkan ibadah dalam bulan MEGASALE ni ye…